Hola!
Menutup 2018 dan sebentar lagi membuka 2019, apa resolusimu? Adakah yang sudah dibuat?
Kali ini aku berbagi pengalamanku sepanjang paruh kedua 2018 yakni menabung sampah. Iya, alhamdulillah pakai banget akhirnya saya sedikit tercerahkan bahaya sampah plastik gegara terlalu sering berkutat di akun pencinta lingkungan.
Awalan memiliki niat untuk nabung di bank sampah ketika tiap kali mau ke kantor (sebutan saya ke co-working space tempat ngantor saya di studio), selalu melewati bank sampah. Begitu juga ketika main ke rumah pakdhe yang lokasi kampungnya di salah satu kampung ter-hijaunya Surabaya. Sebelumnya, saya punya wacana lain *ancene manusia hanya bisa berwacana ya* untuk naik Suroboyo Bus yang harus menukarkan sampah botol plastik, tapi lokasi penukaran yang jauh darimana-mana membuatku malas untuk menukarkan sampah botol plastik dengan tiket busnya.
Menutup 2018 dan sebentar lagi membuka 2019, apa resolusimu? Adakah yang sudah dibuat?
Photo by Gary Chan on Unsplash |
Kali ini aku berbagi pengalamanku sepanjang paruh kedua 2018 yakni menabung sampah. Iya, alhamdulillah pakai banget akhirnya saya sedikit tercerahkan bahaya sampah plastik gegara terlalu sering berkutat di akun pencinta lingkungan.
Awalan memiliki niat untuk nabung di bank sampah ketika tiap kali mau ke kantor (sebutan saya ke co-working space tempat ngantor saya di studio), selalu melewati bank sampah. Begitu juga ketika main ke rumah pakdhe yang lokasi kampungnya di salah satu kampung ter-hijaunya Surabaya. Sebelumnya, saya punya wacana lain *ancene manusia hanya bisa berwacana ya* untuk naik Suroboyo Bus yang harus menukarkan sampah botol plastik, tapi lokasi penukaran yang jauh darimana-mana membuatku malas untuk menukarkan sampah botol plastik dengan tiket busnya.
Akhirnya tak jadi sekedar wacana nabung di bank sampah karena keluhan Mama tentang larangan pemulung dilarang masuk perumahan sedangkan sampah di rumah semakin banyak dan petugas kebersihannya jarang datang. Saya akhirnya memutuskan membawa sampah kering di rumah ke bank sampah yang jaraknya lebih dekat dari kantor *biar sekalian setor muka walau freelance begini* ketimbang rumah buat ditabung.
Bank Sampah Induk Surabaya merupakan kegiatan dari PLN Peduli, CSR dari PLN yang menggalakkan pengelolaan sampah rumah tangga agar di daur ulang. Sampah yang masuk ke bank sampah akan dikelola di pusat daur ulang sampah yang berada di daerah Jambangan, Surabaya. Kali ini saya akan menunjukkan sedikit tutorial menabung sampah dan juga tips dan trik menabung sampah.
Mengelompokkan sampah merupakan hal-hal yang butuh ketelitian dikarenakan jenis sampah anorganik masih dibagi menjadi sekitar 41 jenis. Hmm banyak ya 🤔. Berikut jenis sampah anorganik yang diterima Bank Sampah Induk Kota Surabaya dan dikelompokkan menjadi kategori berikut:
- Memilah Sampah
Hal pertama yang harus dilakukan adalah memilah sampah.
Bagi sampah berdasarkan dua kategori yakni organik atau anorganik. Sampah organik merupakan sampah yang bisa diolah kembali seperti sampah daun-daunan dan sayuran bisa diolah kembali sebagai kompos dengan membuat komposter sendiri atau memisahkan sampah jenis ini untuk diangkut ke TPA sebelum diolah melalui bank kompos.
Sedangkan sampah anorganik merupakan sampah produk tambang, bisa disetorkan ke bank sampah, atau dilakukan 3 R yakni Recycle, Reuse, Repair (yang menanyakan kenapa bagian Reduce dan Rot nya hilang karena ini lebih ke mengelola sampah yang sudah terjadi). Sampah elektronik, plastik, dan kaleng merupakan contoh nyata dari sampah anorganik.
- Membersihkan Sampah
Kemudian yang harus dilakukan selanjutnya adalah jreng jreng jreng, membersihkannya!
Dulu tiap buang sampah terutama minuman atau makanan yang baunya super khas di hidung, ga kepikiran buat membersihkan sampahnya sampai suatu ketika saat memilah pertamakali botol susu, baunya bekas botol sangat menyengat. Semenjak saat itu, saya benar-benar kapok sekapok-kapoknya membuang sampah tanpa membersihkannya, minimal dibersihkan dengan air hingga warna dan bau tak ada di sampah yang mau disetor.
Jenis sampah yang harus dibersihkan sebelum disetor adalah: plastik wadah makanan atau minuman, wadah sabun dan deterjen, wadah kosmetik, kaleng cat, dan sak semen. Terimakasih pada Life Where I'm From YouTube channel yang membahas Becoming A Waste Management Specialist, aku akhirnya membersihkan sampah dengan meniru apa yang dilakukan Aiko.
- Mengelompokkan Sampah
Photo by Gary Chan on Unsplash |
Mengelompokkan sampah merupakan hal-hal yang butuh ketelitian dikarenakan jenis sampah anorganik masih dibagi menjadi sekitar 41 jenis. Hmm banyak ya 🤔. Berikut jenis sampah anorganik yang diterima Bank Sampah Induk Kota Surabaya dan dikelompokkan menjadi kategori berikut:
- Daftar Rekening Bank Sampah
Dipilah, cek. Dibersihkan, cek. Dikelompokkan, cek. Saatnya disetor deh. Eits, tunggu dulu. Buat kamu yang mau menyetor sampah baik secara individual maupun kelompok lebih baik untuk buat rekening bank sampah untuk mencatat saldo setoranmu.
Di Bank Sampah Induk Kota Surabaya, kamu bisa menyetor sampah dengan langsung ditukarkan dengan uang tunai atau untuk menabung sampahnya kemudian saldo setoranmu akan menjadi diskon untuk bayar listrik langsung di bank sampah.
Untuk pembuatan buku rekening, dikenakan biaya sebesar 3000 rupiah. Buku Rekening Bank Sampah harus dibawa setiap setor sampah untuk mempermudah mengecek saldo terkini di bank sampah.
- Menimbang Sampah
Langkah terakhir setelah datang ke bank sampah dan punya buku rekening sampah adalah menimbang sampah. Di Bank Sampah Induk Kota Surabaya menggunakan timbangan elektronik yang mempermudah pencatatan timbangan sampah. Petugas akan memberikan nota yang berisi detail jenis sampah dan jumlahnya dan mencatat saldo di buku rekening sampah. Wah mudah kan?
Untuk informasi mengenai Bank Sampah Induk Kota Surabaya bisa dicek melalui instagram mereka @banksampahinduksurabaya atau Facebook Page mereka 'Bank Sampah Induk Surabaya'. Sedangkan untuk tahu lokasi Bank Sampah terdekat dari rumah bisa cek ke https://zerowaste.id/bank-sampah/ . Untuk sampah elektronik, akan dibahas di postingan selanjutnya ya :)
Enjoy the weekend, dan jangan lupa siapin langkah strategis untuk resolusi tahun baru kamu ya. Yuk, cerita hal apa yang merupakan resolusimu di tahun ini yang sudah dilaksanakan di kolom komentar ya. :)
Saya baru tau dong tentang bank sampah di Surabaya, keren banget nih program kayak gini :)
BalasHapusMenarik banget nih. Bisa jadi sarana ngajarkan cinta lingkungan utk anak2 juga yak
BalasHapussemoga semua kota terutama tetangganya surabaya ada jg kayak ginian
BalasHapusBaru tau juga nih ada rekening bank sampah. Bagus banget programnya biar orang2 gak ngawur alesan bingung mau buang sampah di mana.
BalasHapusKlo aq sudah gabung di bank sampah makmur sejati..
BalasHapusDi sidoarjo..
Setuju, yuk pilah sampah
Dan masalah sampah ini sbtulnya masalah klasik yah kak apalagi sampah plastik, kita benar2 harus menyadari sendiri bahwa sampah plastik ini membutuhkan ratusan tahun agar terurai. Untung saja tuh kak ada bank sampah, smg masyarakat Surabaya memanfaatkan keberadaan bank sampah ini.
BalasHapusSudah lama pengen ke bank Sampah Surabaya loh tapi belum sempet juga. Keren nih ada rekening bank sampah. Jadi makin berminat
BalasHapusDi Malang juga ada bank sampah, tapi belum sempat ke sana. pengin juga berkontribusi meminimalisir sampah plastik demi masa depan generasi berikutnya.
BalasHapusDi Desaku di Kabupaten Lamongan Bank sampah sudah marak sekali mbak. Di tiap RT ada bank sampah unit. Dari bank sampah unit ini sampah-sampah yg ditimbang akan dikumpulkan di bank sampah sektor. Ada banyak keuntungan dari adanya bank sampah ini
BalasHapusAdanya bank sampah sangat menguntungkan, selain bisa menghasilkan uang juga bisa mengurangi sampah lingkungan
BalasHapuswahhhh enaknya di Surabaya ada bank sampah...kalo di tempatku masih kelas RT aja sih...makasih infonya yaaaa
BalasHapusSaya sudah sempat memilah-milah sampah yang tadinya mau ditabung di bank sampah, tapi belum sempat dan gak jadi ke kantornya padahal dekat dengan rumah hiks
BalasHapus