Halo, Semua...
Jumpa lagi dengan aku Hanna... :)
Aku kembali ke almamater aku lagi loh. Dimana tuh? Aku datang ke Gedung Kuliah Bersama Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga. Kali ini dalam rangka Seminar Nasional : Aku, Kamu, Kita, Generasi Muda Sadar Gizi yang diadakan oleh Yayayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga pada tanggal 14 September 2022. Rasanya balik lagi ke almamater tercinta tuh nano-nano banget. Soalnya tak menyangka balik lagi ke kampus buat ikutan seminar yang seru banget dan bisa jadi bekal semua orang loh dalam mengarungi kerasnya kehidupan.
Pertanyaan yang terlintas, kenapa sih perlu belajar gizi? Terutama di usia yang masih muda banget nih seperti mahasiswa?
Belajar soal gizi itu tidak terbatas dengan usia tertentu loh. Buktinya saat kita masih anak-anak, kita dikenalkan konsep makanan 4 sehat 5 sempurna sebagai pemenuhan nutrisi manusia. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan teknologi, makanan sekarang banyak yang mengandung pemanis buatan. Contoh saja, kental manis yang sering dianggap sebagai susu padahal bukan karena kandungannya yang tinggi gula. Salah persepsi produk makanan dan minuman yang memiliki kandungan gula dan pengawet ini tak hanya dialami oleh orangtua saja loh. Tenaga kesehatan juga mengalami salah persepsi tersebut.
Wah bahaya dong?
Iya, jelas bahaya. Karenanya literasi gizi untuk mahasiswa sebagai generasi perubahan diperlukan. Untuk membentuk keluarga, diperlukan pemahaman gizi yang baik oleh diri sendiri. Sesederhana memasak makanan sendiri loh. Kan tak mungkin para jojoba (yang tahu istilah ini pasti angkatan lama) atau single bahagia masaknya Indomie pake telur dan kornet tiap hari kan? Perlu dong ada komposisi nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. B2SAH aliias Beragam, Bergizi, Seimbang, Aman dan Halal sesuai agama dan kepercayaan masing-masing merupakan konsep makanan yang dibutuhkan oleh tubuh loh. Kalau makanan tidak memenuhi unsur tersebut, ya jangan coba-coba didekati karena akan mendatangkan penyakit degeneratif malah datang.
Generasi muda saat ini yang katanya jarang mau olahraga, terbiasa makan makanan instan dan minuman manis menjadi generasi yang rentan terkena penyakit degeneratif ini. Perilaku seks sebelum menikah juga memperparah kondisi ini dikarenakan kurangnya literasi pendidikan seksual dan juga gizi seimbang di generasi muda. Ketika sudah siap berhubungan seksual, diperlukan pemahaman bagaimana melakukan aktivitas seksual yang aman dan sehat. Kemudian, harus menyadari dampak dari melakukan hubungan seksual yang beresiko bisa menyebabkan ibu dan anak yang kurang gizi dan mengalami stunting jika tidak mampu menyediakan makanan yang bergizi seimbang loh.
Pemerintah Indonesia saat ini gencar melakukan kampanye melawan stunting untuk Indonesia Emas 2045, dimana Indonesia selain memiliki surplus generasi muda yang mampu membangun negara dengan kualitas kesehatan yang memadai.
Seminar Nasional : Aku, Kamu, Kita, Generasi Muda Sadar Gizi merupakan seminar literasi gizi yang bertabur ahli di bidangnya. Dibuka dengan keynote speaker yaitu ibu Arumi Bachsin selaku istri Wakil Gubernur Jawa Timur dan Ketua PKK Provinsi Jawa Timur. Ahli yang hadir Prof. dr. Bambang Wirjatmadi, M.S., M.CN., Ph.D., Sp.GK (dokter spesialis gizi), Dr. Pungky Mulawardhana, SpOG (K) (dokter spesialis obgyn), Arif Hidayat (Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia), Kang Maman (penulis buku dan penggiat literasi) , dan Awam Prakoso (founder Kampung Dongeng).
Tidak ada komentar